Demo Site

Senin, 04 Juni 2012

Tulisan 7 - Bahasa Indonesia 2 (Fenomena Tomcat)

Tomcat adalah hewan dengan nama latinya kumbang rove, hewan semacam semut besar, bersayap, dengan warna belang-belang hitam dan merah. Karena bentuk hewan ini kecil, maka masyarakat susah membedakan antara semut dan tomcat. Secara kasat mata kedua hewan ini saling menyerupai, tetapi bila di perjelas, bentuk kedua hewan ini sangatlah berbeda.

Hewan ini beracun, namun tidak membunuh. Mereka memiliki kepala hitam, perut bagian bawah, elytra atau struktur meliputi sayap, dada atau perut berwarna merah. Badannya berwarna kuning gelap di bagian atas, bawah abdomen dan kepala berwarna gelap. Pada antena kumbang biasanya 11 tersegmentasi dan filiform, dengan clubbing moderat dalam beberapa generasi kumbang. Biasanya, kumbang ini terlihat merangkak di kawasan sekeliling dengan menyembunyikan sayapnya dan dalam sekali pandang ia lebih menyerupai semut. Apabila diganggu kumbang ini akan menaikkan bagian perut supaya kelihatan seperti kala jengking untuk menakutkan musuh.

Klasifikasi penggolongan dan penamaan ilmiah Tomcat termasuk termasuk dalam kelompok besar Animalia golongan phylum berjenis arthropoda. Serangan yang dikatakan sebagai wabah Tomcat itu hanya merupakan tindakan mempertahankan diri dari ancaman musuh.

Sebenarnya tomcat bersahabat dengan manusia, termasuk petani karena termasuk jenis Paederus yang berguna untuk mengusir hama seperti wereng. Wereng merupakan mangsa bagi serangga Tomcat. Tomcat dapat melukai manusia apabila tomcat hinggap ditubuh manusia lalu dipukul dan mengeluarkan cairan berupa racun, lalu racun tersebut yang membuat bekas di tubuh manusia yang dihinggapi hewan tersebut. Serangga ini mempunyai cairan racun yang berbahaya di dalam tubuh (kecuali sayap), toxin hemolim. Cairan hemolim atau toksin ini disebut sebagai ‘paederin’:(C24 H43 O9 N).

Seseorang yang terkena partikel dari serangga Tomcat dapat mengalami reaksi mulai dari yang ringan sampai parah. Partikel yang terdapat pada serangga jenis Kumbang Rove ini merupakan sejenis protein atau bahan racun biologis asing bagi kulit. Bagi kebanyakan orang, partikel ini dapat menimbulkan dermatitis, tetapi bisa tidak pada beberapa orang.

Untuk reaksi yang ringan, partikel kumbang ini hanya akan menyebabkan peradangan ringan di sekitar kulit. Pada tahap ini, pengobatan biasanya dapat dilakukan dengan pemberian antiradang yang dioleskan.Tetapi untuk reaksi yang berat, pengobatan akan lebih kompleks. Partikel bisa saja masuk ke aliran darah, sehingga peradangan kulit menyebar luas menyebabkan kulit merah, bengkak dan melepuh. Infeksi dapat menyertai apabila bersama partikel terkandung bakteri ditandai dengan gelembung mengandung nanah yang timbul beberapa hari kemudian. Pada tahap ini, lanjut Tjut, pengobatan yang dilakukan tidak bisa lagi obat luar tetapi harus sistemik (diminum atau suntik), selain obat antiradang, tetapi juga diperlukan antiinfeksi.

Referensi :
http://sains.kompas.com/read/2012/03/20/06321127/Tomcat.Beracun.Tapi.Tak.Mematikan
http://www.eocommunity.com/showthread.php?tid=33015

0 komentar:

Posting Komentar

Label

Label

Label